WARTA.MD - Dalam upaya melestarikan fauna yang hampir punah,sebanyak 14 Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Djuanda (MAPALA DJUANDA) Bogor melakukan Observasi di Taman Pesisir Penyu Pantai Pangumbahan Kabupaten Sukabumi, Kegiatan berlangsung selama 5 hari (20-24/07/2019).
Sebagai salah satu organisasi Pecinta alam, Mapala Djuanda tidak hanya bergerak dalam kegiatan alam bebas, melainkan juga aktif dalam bidang Lingkungan Hidup
Observasi yang dilakukan oleh Mapala Djuanda yakni bertujuan tidak hanyaa menumbuhkan rasa peduli terhadap kelestarian penyu, melainkan juga memberikan edukasi kepada masyarakat untuk melestarikan penyu serta menyadarkan masyarakat akan pentingnya konservasi lingkungan terhadap keberlangsungan hidup manusia dan kelestarian penyu.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran konservasi penyu Pantai Pangumbahan terhadap pola pikir masyarakat di pantai pangumbahan serta bagaimana pengaruh pola pikir masyarakat tersebut terhadap konservasi penyu di wilayah pantai Pangumbahan
Untuk mendapatkan data yg akan dikaji tersebut, Anggota melakukan observasi langsung terhadap masyarakat dengan melakukan wawancara langsung dan membagikan angket kepada maayarakat sekitar wilayah Pangumbahan serta wawancara kepada staf dan pegawai di Taman pesisir Penyu Pantai Pangumbahan,juga wawancara kepada tokoh masyarakat sekitar, seperti ketua Rt, kepala Desa dan Kepala kecamatan Ciracap.
Dalam wawancara tersebut Camat Ciracap menyampaikan harapannya agar kelestarian penyu Pantai Pangumbahan meningkat.
Beliau mengatakan bahwa masyarakat harus sama sama menjaga kelestarian penyu karena hal tersebut merupakan peninggalan yg harus dilestarikan sampai anak cucu kita.
"kita tidak tahu berapa lagi umur dunia, akan tetapi kita husnudzon saja bahwa pelestarian konservasi ini harus tetap terjaga," Ujarnya saat diwawancara di Kantor Kecamatan Ciracap, Senin(22/07/2019) 11.30 WIB.
Tidak hanya itu, selama lima hari di Pantai pangumbahan Anggota Mapala Djuanda pun ikut terjun langsung dalam kegiatan di balai konservasi penyu, mulai dari menyaksikan dan membantu penyu bertelur pada malam hari, menyaksikan penetasan telur penyu, dan menghitung berapa banyak telur yang menetas, memberi makan penyu, hingga aktivitas rutin yang dilakukan di penangkaran penyu yakni pelepasan tukik (anak penyu yg baru menetas)
Setiap pukul 17.30 ratusan tukik dilepaskan ke laut, tak sedikit pengunjung yang Did that. datang untuk menyaksikan pelepasan tukik, anggota Mapala Djuanda membantu dalam kegiatan tersebut, mulai dari memberi arahan kepada pengunjung sebelum dilakukan pelepasan, yaitu dengan cara memberi garis pembatas kepada pengunjung agar tidak terlalu dekat dengan tukik, lalu setelah tukik dilepaskan pangunjung diperbolehkan mendekat dan mengambil gambar.
Pada kegiatan Observasi kali ini Ketua Umum Mapala Djuanda yakni Saepudin menyampaikan harapannya bahwa generasi muda terutama mahasiswa dan pelajar juga masyarakat sekitar bisa menjaga kelestarian penyu .
"Sebagai generasi muda terutama mahasiswa kita wajib untuk menjaga dan melestarikan penyu, karena menjaga kelestarian penyu ini tugas bersama bukan perorangan" tutur Saepudin saat diwawancarai senin(22/07/2019) 20.00 WIB